Hari kamis minggu ke dua di bulan
Oktober, Udara panas yang begitu menyengat terpapar di segala ruang tak
terkecuali di balik daun-daun yang seharusnya paparan sinar matahari tak bisa
menembus ruang nano sekecil itu, Tapi nyatanya sinar matahari itu malah begitu
akrab denganya. Suasana kampus siang itu pun mendadak memperliahatkan sifat
aslinya yang begitu tidak bersahabat bagi Mahasiswanya di karenakan oleh
berbagai faktor yang membuat suasana itu enggan bersahabat. Suasana yang jauh dari
kesan nyaman yang tidak menunjukan rasa pertemanan yang solid antara lingkungan
dan orang-orang di dalamnya. Tempat parkir yang begitu sesak seakan menjerit,
meminta tolong kepada sang empunya;juru parkir, Dia begitu kelelahan jika harus
mengorbankan tubuhnya untuk menampung begitu banyak kendaraan bermotor setiap
hari, dalam setiap hari itu juga dia di gilir paksa untuk melayani dan
menampung benda mati yang harganya mahal, tapi fungsi dan kegunaanya tak jarang
di salah gunakan oleh pemiliknya, jadi jangan heran jika benda mati itu bisa menambah
nilai plus sekaligus menambah gengsi kepada pemiliknya.
Di halaman luar kampus terlihat
sekumpulan orang-orang sukses terpilih yang telah membulatkan tekad mereka,
membebaskan diri dari ruang ketidaktahuan akan pentingnya pendidikan tingkat tinggi yang sangat besar
manfaatnya untuk bekal mereka mengarungi perjalanan hidup dengan ilmu yang
sangat ampuh dan tidak ada tandinganya yaitu;Pendidikan. Di wajah mereka
tergambar suasana hati yang begitu bahagia tak kepalang tanggung, meski terlihat
gugup dan polos di balik Almamater biru yang mereka kenakan, tapi terlihat
sangat jelas bahwa di dalam tubuh-tubuh mungil mereka telah memprsiapkan diri sebaik
mungkin untuk menerima aktifitas baru. Sel-sel yang ada pada tubuh mereka akan
bekerja lebih berat lagi dari sebelumnya untuk melaksanakan perintah otak dan
menurunkan perintah tersebut ke
otot-otot tangan, Kaki, Pinggul, Perut, Mata, Telinga, bahkan otot yang sangat
vital pun tak di terlewatkan, Semua itu akan bekerja sama untuk mensukseskan
komando perintah dari otak. Organ motorik lainya pun tak kalah gesit, dia
begitu bersemangat untuk mendukung perintah-perintah otak yang begitu Gaduh,
Ramai, dan Berisik di penuhi oleh gagasan-gagasan ide yang cemerlang,
Gagasan-gagasan ide yang nantinya akan mengubah mimik wajah muram Ibu Pertiwi
menjadi paras cantik dengan senyum yang mengembang penuh kebanggaan memilki
putra-putri berkualitas. Otak yang akan bekerja lebih keras lagi dari
sebelumnya untuk menciptakan ide-ide berlian yang sangat kaya akan taktik
cerdik dan terobosan menakjubkan dalam menghadapi suatu permasalahan yang saat
ini sangat complicated . Tangan dan
kaki mereka pun akan bekerja dan melangkah sejauh mungkin dari sebelumnya untuk
mengimbangi gagasan ide dari otak mereka yang meluncur deras. Mereka sangat
antusias menyambut sang pemegang kunci yang sangat keramat untuk membuka pintu takdir
dalam hidup mereka, Pemegang kunci keramat itu tak lain tak bukan adalah
Pendidikan.
Ada yang sedang duduk melingkar
seperti sedang membahas isu penting tentang krisis pangan nasional yang
belakangan ini rame di bicarakan oleh berbagai kalangan, Dan isu-isu penting
lainya seperti kenaikan BBM, Pro-kontra tentang penyelenggaraan Miss Word 213
di Bali, atau isu yang sangat panas yang sedang hangat di publikasikan di
berbagai Media televisi, Media cetak. Situs jejaring sosial, maupun kabar dari
burung hantu. Dan membuat orang-orang yang mengikuti isu tersebut resah dan tak
kalah panas, Yaitu tentang seseorang yang biasa-biasa saja tapi jika berbicara seakan
yang paling benar dengan kata-kata intelektual setingkat menteri luar negeri, Mungkin
orang tersebut telah memilah kata demi kata jauh-jauh hari merangkai dan
menyusun menjadi sebuah kalimat intelek penuh mantra sihir yang jika seseorang
mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang di atas akan langsung menganggukan
kepala tiga samapi seratus kali dengan takzim, Membodohi diri sendiri karena
telah membuka pintu perpustakaan kata lebar-lebar dan mempersilahkan kepada
kalimat sihir itu masuk, Duduk berayun-ayun di ruangan tak terbatas yang
disebut otak. Mengorbankan waktu istirahat malamnya hanya demi merangkai
kalimat yang tidak jelas makna dan arti yang terkandung di setiap suku katanya.
Mungkin juga orang tersebut lupa saat tengah menyusun kalimat yang menakjubkan
bin kemahatololan itu tak menyandingkan dengan kamus yang bertuliskan “ Kamus
bahasa Indonesia terlengkap 10.200.000 suku kata “ di cover sampul depan.
Sehingga apa yang di susun dan diucapkanya menjadi salah kaprah.
Ada juga yang duduk berderet memanjang
dipagar bangunan kampus, Bokong mereka menemplok sekenanya saja di ujung
pondasi pagar tersebut dengan posisi punggung condong ke arah depan dan tangan memegang piring berisi
Bakso, Mie Ayam, Soto, dan Siomay. Yah karena satu alasan klasik yang tidak
bisa terbantahkan, Mereka kelaparan seusai mengikuti kelas mata kuliah logika algoritma
dan pemrograman, Di tambah lagi ruangan kelas itu ber-AC jadi semakin kuatlah alasan
mereka memesan makanan jauh-jauh hari sebelumnya untuk mengobati rasa lapar
siang itu, Jika hari itu hari kamis berarti hari senin sebelumnya mereka telah
memesan makanan itu. Perut mereka mendadak melakukan unjuk rasa besar-besaran
dengan agenda “ Membangun Gizi Bangsa dan Menolak Busung Lapar ”. Berbagai
atribut lengkap telah mereka siapkan khas ala tukang demo bayaran, Ada yang
membawa spanduk bertuliskan” Tolak busung lapar”. Ada juga sebagian yang membawa alat pengeras
suara, memakai Slayer, Bergandengan tangan, Kompak, Gaduh, dan Terorganisir. Cacing-cacing
yang menghuni perut orang-orang siang itu berjuang bersama tanpa kenal lelah, Kembali
menyuarakan Aspirasi mereka untuk kelangsungan hidup anak cucunya dan Aspirasi
mereka pun terkabulkan hari itu juga tanpa diselenggarakan pertemuan untuk bernegosiasi
antara ke dua belah pihak. Aspirasi yang mereka harapkan akhirnya di dapatkanya
dengan perjuangan yang gigih dengan hasil berupa satu porsi Bakso, Mie Ayam, Soto,dan
Siomay. Kemakmuran keluarga mereka pun terselamatkan oleh porsi-porsi makanan
tersebut. Kebanyakan dari orang-orang ini adalah kaum Hawa tapi tak jarang anak
Adam ikut Nimbrung, Nyempil, Sendirian, Aneh, dan Ganjil penuh tanda tanya
besar bagi yang mengamati dengan detail perilaku anak Adam itu. Kadang dia
duduk di tengah deret panjang itu, kadang juga dia duduk di samping kanan
ujung, atau samping kiri ujung dari deretan orang itu. Dan topik pembicaraan
mereka pun tak kalah penting dari sekumpulan orang yang duduk melingkar tadi, Jika
tadi mereka membahas isu penting yang menimpa bangsa ini dengan penuh serius,
kaum yang duduk berderet memanjang itu pun mengupas tuntas tentang penyebab isu
yang di bicarakan oleh orang-orang yang duduk melingkar tadi mengenai harga
Cabe Import, Bawang putih Import, Kedelai Import, Beras Import,dan lain-lain
yang berbau Import tentunya dengan gaya teatrikal tingkat tinggi dan bahasa
tubuh yang sangat selaras dengan apa yang sedang mereka katakan layaknya para
pejabat provinsi yang sedang menyelenggarakan rapat tertutup membahas perkara
pelanggar hukum yang berdasi di daerah kekuasaan mereka masing-masing. Gaya teatrikal
para pejabat tinggi itu pun sudah sangat tinggi ilmunya, sangat sulit di
pelajari jika otak seseorang yang berminat untuk belajar masih normal. Menggebrak
meja dengan mata melotot, atau mata melotot sambil menyiram air mineral ke
lawan main bicaranya. Sungguh sangat tidak mencerminkan perilaku baik yang
harusnya menjadi panutan masyarakat.
Kemana mereka membuang ijazah
perguruan tingginya? Disimpan di dalam berangkas besi dengan kunci kombinasi 100
digitkah?yang sangat sulit di jebol perampok setingkat internasional. Atau dia simpan di dalam bungker setebal satu
setengah meter dengan bahan besi baja kualitas terbaik di muka bumi ini yang
jika diledakan dengan 10.000 ton TNT tak sedikit pun goyang, tak bergeming sama
sekali, masih kokoh dan angkuh. Sehingga ijazah Perguruan Tinggi itu tak akan
merasa malu lagi karena sampai kiamat pun tak akan pernah berjumpa dengan sang
pemilik Ijazah itu sendiri dan manusia-manusia lain. Sendirian di dalam
berangkas kemunafikan sang pemilik, Angka-angka keramat menakjubkan yang di
tulis dengan mata hati terpasung.
Memprihatinkan sekali kualitas SDM
para pemimpin negeri Zambrud Khatulistiwa kita ini.
Bersambung….
0 komentar: